2013/11/14

Indonesian Railways Day Part 2 ( Railway History Exhibition)

          Seperti yang sudah ITF janjikan sebelumnya,ada acara sejenis yang diadakan untuk memperingati Hari Kereta Api Indonesia. Gelaran tersebut bernama The History Of Indonesian Railways Exhibition. Acara tersebut diadakan di Erasmus Huis yang berada di dalam komplek Kedutaan Besar Belanda di Kuningan, Jakarta Selatan. Acara tersebut diadakan dari tanggal 24 September sampai 20 Oktober 2013.

          As ITF promised, there was a similiar event which held for commemorate Indonesian Railways Day. This event named The History of Indonesian Railways Exhibition. This event was held on Erasmus Huis which inside of Royal Dutch Embassy area in Kuningan, South Jakarta. Started from 24 September to 20 Oktober 2013.

 


          Ketika memasuki pelataran Erasmus Huis, kita bisa menemukan replika lokomotif ESS 3201. Meskipun ITF tidak mengetahui secara pasti berapa skala yang digunakan, namun tinggi replika lokomotif ini kurang lebih 1,5-1,6 meter. Di depan bangunan utama juga terdapat replika genta perlintasan kereta api yang masih dipakai di Indonesia.

          When entering Erasmus Huis yard, we could find replica of ESS 3201 locomotive. The height is about 1,5 - 1,6 metres eventhough the scale was unknown. In front of main building, railway crossing bell replica also exist. It still operated in Indonesia until today.



          Di dalam ruang pameran, kita disuguhi pernak-pernik perkeretaapian masa lampau seperti foto antik, peta rute, seragam pegawai dari waktu ke waktu dan masih banyak lagi. Foto-foto yang dipajang di dinding ruang pameran memperlihatkan sejarah kereta api di Indonesia pada era kolonial Belanda. Pada masa itu juga kereta api mengalami masa jayanya yang bisa dibuktikan dengan bertambahnya jalur kereta api yang ditunjukkan oleh peta jalur kereta api Indonesia secara periodik seperti yang terlihat di bawah ini. Sayangnya masa ini berakhir ketika Jepang menguasai Indonesia pada 1942 dan membongkar sebagian rel untuk keperluan perang di Front Burma dan India.

          Inside the exhibition room, the old railway things were displayed  such as old photos, route map, uniform, etc. The photos which displayed on the exhibition showed Indonesian railway history in Dutch colonial time. In that time, railway was in glory which indicated by the increasing railway tracks as shown by the map below. Unfortunately, this era was over when Japan seize Indonesia in 1942 and take apart some tracks for war utility in India and Burma Front.



 






          Yang paling menarik menurut ITF adalah ticket Edmondson yang dipajang di dalam kotak kaca. Sistem pertiketan Edmondson telah diperkenalkan oleh Inggris sejak 1840 dan telah diadopsi oleh banyak negara termasuk Indonesia selama ratusan tahun.Yang khas dari tiket Edmondson ini adalah ticketnya yang berukuran sangat kecil. Karena dijadikan sebagai barang koleksi favorit, tiket Edmondson memiliki "nilai" yang sangat tinggi di kalangan kolektor.

          The best part for ITF is Edmondson tickets which displayed inside the glass box. Edmondson ticketing system was introduced by England since 1840 and many countries include Indonesia has been adopted the system for hundred years. The typical character of Edmondson system is the ticket in very small size. As a favorite collection item, the Edmondson ticket is tremendously valuable among the collectors.




         
Event ini diharapkan generasi muda dapat mengetahui sejarah bangsanya sendiri, khususnya dalam perkeretaapian. Siapa lagi yang akan menjaga sejarah bangsa kita jika kita melupakannya?

          The expectation from this event, the young generation is able to know about their own nation history, especially in railway. Who else who will keep our nation history if we forget it?

Sumber | Source : Arsip Pribadi | Private Archive

2 comments:

  1. Aduh sayang .. knpa ga di bikin museum aja .. kan bisa mengunjungunya setiap waktu ..

    Nice post

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah berkunjung, seharusnya sih seperti itu. Gak hanya Ambarawa saja hehehe...

      Delete